Monday, February 15, 2016

No comments   |  

Nukilan Paling Menyakitkan di Blog Ini




Kau datang.

Tersenyum. Padaku. Dengan tampang... canggung.

Kau bilang, jangan tatap aku begitu... Lututku lemas, jantungku degap-degup kelewat kencang, rasanya dadaku remuk dibikin degupannya.

Aku heran.

Padahal aku hanya memandang biasa. Belum ada rasa.

Kau bilang cinta.

Lalu, aku yang mulai gelagapan. Selain heran, ada keran baru yang terbuka pada perasaan. Ada rasa itu... yang sungguh membingungkan. Sebab saat itu aku sedang kasamaran, tapi kau malah nyatakan perasaan, untuk kita bisa punya sebuah hubungan.

Aku ragu... tapi pada akhirnya takhluk, dan mau.

Kita adalah pertama bagi keduanya.

Sebuah rasa yang bila dinikmati secara saksama, kelak akan sungguh sulit dilupa, mungkin saat kita tak lagi bersama. Tapi sungguh, ia adalah rasa yang pasti akan sulit dilupa, namun terlalu berharga untuk tidak dirasa, sebab kita adalah pertama bagi keduanya.

Waktu berjalan, tapi bersamamu ia terasa pelan.

Pelan yang mengasyikan.

Kau mabuk. Aku mabuk. Kita mabuk... kepayang.

Tapi kita berdua muda. Dan (akhirnya) terjebak dalam masalah-masalah yang dihadapi mereka yang muda. Kau bosan. Aku muak. Meski di awal tak ada yang yakin dengan dua spektrum berbeda tapi mirip itu.

Kita pisah. Bukan lagi kekasih. Bersi keras kalau kita adalah sahabat.

Rupa-rupanya waktu masih berjalan lambat.

Bagiku, ini bagian paling berat. Sebab waktu merangkak begitu lamat-lamat. Membuat tiap detiknya terasa seperti tusukan paku berkarat, pada kedua telapak kaki yang bertelanjang bulat.

Tapi, kurasa, aku hanya ingin bilang, "I've just had enough!"