Monday, December 10, 2012

  |   No comments   |  

Jatuh Cinta pada Senja

P.s: biasanya catatan seperti ini berada di akhir tulisan ya? Tapi saya sengaja menulisnya terlebih dahulu agar Anda mengetahui hal ini sejak awal: bahwa seluruh dialog dalam tulisan ini telah saya perhalus (karena {sesungguhnya} saya, October, Narajata, Orion dan Cameo tak pernah bermesra-ria menggunakan panggilan saya-kamu). Saya ubah demi kenyamanan Anda membaca.
                                           ***

Cerita ini dimulai beberapa pagi lalu. Kalau tidak salah, saat itu hari Minggu. Saya dan para alterego memang sudah punya janji untuk bertemu dan mengobrol. Pasalnya, belakangan kami sudah jarang berkumpul. Dan sibuk, adalah alasan utama, setelah alasan kedua: yakni bosan bersama. ._.

Pagi itu kami janji untuk lari pagi bersama. Jadi, dengan terpaksa saya melakukan hal yang paling saya benci, yakni bangun pagi, untuk menepati janji. Rencananya kami akan bertemu di lapangan bola dekat rumah saya. Tapi hingga pukul setengah enam (dan lapangan itu sudah dipenuhi para manula yang akan yoga di sana), hanya ada saya dan Orion.

Tiga keparat lainnya, kemungkinan besar, masih molor di kasur masing-masing.

Tapi quality-time yang saya miliki dengan Orion, tak kami sia-sia kan. Saya dan dia terlibat perbincangan yang cukup menarik. Sesekali tentang politik, karena Orion adalah mahasiswa Hubungan Internasional sedang saya memang mahasiswa Ilmu Politik; sesekali tentang film-film baru, karena kami berdua adalah movie-freaks; tapi yang paling aneh adalah topik mengenai Senja (nama samaran), gadis yang belakangan 'mengambil alih' seluruh perhatian Orion.

Terkejut? Pasti! Sampai sekarang saja saya masih tidak percaya kalau Orion bisa memikirkan orang lain, selain dirinya sendiri. Apalagi ini seorang gadis.

Menurut cerita Orion, Senja adalah orang yang baru dikenalnya di kampus. Salah satu mahasiswa baru yang ia plonco pertengahan tahun ini.

Senja cantik tapi sederhana: rambut lurus sebahu, mata oriental sehitam jelaga, kulit bersih kuning langsat, hidung mungil yang sepertinya punya sinus, dan kaki jenjang yang sering kali sukar dialihkan dari pandangan. (semua deskripsi ini, Orion yang jelaskan. Dan tentu saja membuat saya semakin terkejut)

Ia dan Senja jarang terlibat perbincangan. Menilik watak Orion, saya tak heran. Mana ada yang berani berbincang lama dengan orang sepertinya. Tapi, Orion bilang itu bukan seratus persen kesalahannya sendiri. Ia menyalahkan watak Senja yang dinilainya persis wataknya.

Senja memang cantik, tapi sederhana. Namun justru kesederhanaan itu yang membuatnya jadi pusat perhatian, persis seperti Orion. Senja juga punya watak keras kepala dan gengsian (yang membuat Orion berani bersumpah) persis sama bahkan cenderung melebihi sifatnya sendiri.

"Sebenarnya belum ada alasan yang kuat untuk saya suka dengan orang yang persis menyebalkannya seperti saya ini," ujarnya kemarin.

Tapi Orion mengaku punya perasaan aneh pada gadis itu. Perasaan aneh yang membuatnya selalu memikirkan Senja. Bahkan membawa-bawa gadis itu ke mimpinya.

Demi janggut Merlin! Saya sungguh terkejut dengan cerita Orion. Saya tak pernah melihatnya seserius itu menceritakan masalah pribadinya. Setahu saya, Orion lah alterego yang paling jarang curhat masalah hati begini. Pada siapa pun. Apalagi pada saya. Saat saya tanya, "Kenapa cerita ke saya, Yon?"

Ia malah menjawab, "Tidak tahu juga. Saya cuma tidak tahan menahannya lagi. Gadis menyebalkan itu sudah terlalu sering menjajah pikiran saya. Dan saya mulai gila dibuatnya. Kenapa cerita ke kamu? Karena bastard yang lain pasti akan mengingat-ingat cerita ini terus menerus dan ujung-ujungnya jadi bahan lelucon kalian. Kamu pasti tidak begitu kan, Dam?" sambil mengeluarkan biji matanya, memelototi saya.

Saya tentu saja buru-buru mengangguk.

Lantas saya tanya sekali lagi, "Kenapa tidak bilang saja suka ke dia?"

"Memangnya saya suka dia?" Orion malah tertawa. "Saya juga tidak yakin kalau saya suka dia. Saya hanya sering memikirkannya. Belum tentu suka, kan. Lagipula, saya masih belum bisa lupa dengan Rahasia. Sebagian diri saya yakin kalau saya sudah tidak punya perasaan lagi padanya. Tapi sebagian lainnya, belum bisa rela melepaskannya. Hah, entahlah!" Orion tertawa lagi.

Bertanya-tanya tentang Rahasia? Ya! Ini memang Rahasia yang sama dengan Rahasia yang pernah October ceritakan di post sebelumnya.

Rahasia yang ditaksir October adalah Rahasia yang pernah punya hubungan khusus dengan Orion. Dan, sialnya hanya saya yang tahu hal ini.

October masih belum tahu kalau saya pernah membaca jurnalnya, sedangkan Orion tak tahu kalau October sedang menaksir gadis yang masih dicintainya.

Semoga kelak hal ini tak jadi masalah.

Oh ya, cerita ini berhenti karena kedatangan Bastards lainnya. Mereka baru tiba pukul tujuh dan langsung mengajak sarapan tanpa merasa bersalah sama sekali.

Tentang sarapan bersama ini, lain kali saja saya ceritakan

0 comments :

Post a Comment