Thursday, January 31, 2013

  |   No comments   |  

Pertunjukan Broadway dalam Layar Lebar



Judul                     : Les Misérables



Sutradara            : Tom Hooper



Naskah                 : William Nicholson, Alain Boublil, Claude-Michel Schönberg, Herbert 
                                 Kretzmer (Berdasarkan pertunjukan musikal Les Misérables oleh Alain  
                                 Boublil dan Claude-Michel Schönberg; diadaptasi dari novel Victor Hugo)



Aktor                     : Hugh Jackman, Anne Hathaway, Russel Crowe, Amanda Seyfried



Durasi                   : 158 menit







Yang dibutuhkan sebuah film musikal adalah: aktor yang bisa bernyanyi, bukan penyanyi yang dipaksa jadi aktor. Persis seperti ‘inti’ dari film ini!







Les Misérables sudah mendunia sejak pertama kali kemunculan novelnya pada 1862. Ia pertama kali tercipta dari tangan dingin Victor Hugo, seorang sastrawan Prancis abad 19. Kisah di novel tersebut berotasi pada tokoh Jean Valjean (Hugh Jackman), petani yang menjadi tahanan bernomor 20641 karena mencuri sepotong roti.







Delapan tahun kemudian, Valjean telah menjadi seorang walikota. Padahal, sebelumnya ia adalah narapidana yang kabur dari penjara dan seumur hidup dikejar oleh Javert (Russel Crowe), seorang opsir penjara yang begitu obsesif pada perburuannya terhadap Valjean. Di masa ini pula, Valjean yang digambarkan telah bertobat karena pertolongan seorang pastor, bertemu dengan Fantine (Anne Hathaway), seorang ibu cantik jelita yang sering digoda mandor di pabrik tempatnya mengabdi sebagai buruh.







Saat bertemu Valjean, Fantine telah menjadi seorang lacur karena dipecat dari pabrik. Ia tengah digelandang polisi karena mencakar seorang lelaki—calon penyewanya. Berkat Valjean, Fantine tak jadi masuk penjara dan sempat dirawat di rumah sakit, meski maut tetap menjemput perempuan malang itu. Sebelumnya, Valjean sempat berikrar untuk merawat Cosette kecil (Isabelle Allen), putri semata wayang Fantine.









Kisah dalam novel ini kemudian dipersembahkan Alain Boublil dan Jean-Marc Natel dengan kata-kata nyanyian versi bahasa Inggris yang ditulis oleh Herbert Kretzmer ke dalam sebuah pertunjukan musikal yang mendunia. Tentu dengan judul sama:  Les Misérables.







Film ini pun disajikan tak jauh-jauh dari pertunjukan musikalnya. Seluruh dialog dinyanyikan; seluruh aktor bernyanyi. Lantas, sudah barang tentu pemilihan aktor-aktor dalam film ini menjadi sorotan utama dari hasil garapan sutradara pemenang Oscar kategori Film Terbaik 2010, Tom Hooper. Yang mengejutkan adalah tidak ditemukannya satu pun aktor yang punya latar belakang sebagai penyanyi-beralbum di dunia nyata.







Hooper benar-benar berjudi dengan memilih para aktor-aktor yang bisa bernyanyi, alih-alih semua dialog—atau lebih tepat jika disebut nyanyian—dalam film ini dinyanyikan live tanpa proses rekaman di studio. Sialnya, dia beruntung mendapatkan Anne Hathaway yang benar-benar berperan total sebagai Fantine sang Pelacur. Nona Hathaway, yang rela menguruskan dirinya demi peran ini, berhasil menyanyikan lagu I Dream A Dream, salah satu hits dari Les Misérables musikal yang notasinya tidak sembarangan.







Hebatnya, Hathaway yang memang bukan penyanyi profesional, menyanyikan lagu tersebut sambil sesenggukan dan terisak-isak; menunjukan pada dunia betapa luar biasanya ia dalam mengontrol nada, bahkan saat ia harus beremosi dan meratap. Tak heran jika Hathaway, yang telah sudi merelakan rambut panjang indahnya demi film ini pula, mendapatkan piala Golden Globe 2013 untuk kategori Peran Pembantu Wanita Terbaik.







Sayang, aktor kawakan sekelas Hugh Jackman yang dipaksa bernyanyi sepanjang film sesekali merusak gendang telinga penonton dengan bersenandung keluar not. Membuat keputusan Hooper untuk ‘memaksa’ para aktornya bernyanyi tanpa melalui proses rekaman terkesan sebagai buah simalakama. Kekeliruan Jackman mengambil nada akan sangat terasa pada adegan pernikahan Cosette dengan Marius (Eddie Redamyne); saat mereka bertiga harus berharmonisasi dalam sebuah dialog—nyanyian.





Lagi, wajah ‘alim’ Russel Crowe yang diutus sebagai Javert, terlalu merusak karakternya yang menjadi satu-satunya tokoh antagonis dalam kisah ini. Tapi, untuk sebuah terobosan baru di dunia perfilman, di mana seorang sineas berani mengangkat sebuah pertunjukan layar musikal ke dalam kembangan layar lebar, Hooper harus diacungi jempol. Dan saya angkat topi, untuk mata tajamnya yang memilih Anne Hathaway sebagai pemeran Fantine.

0 comments :

Post a Comment