Friday, August 17, 2012

  |   No comments   |  

Malam Takbiran

Dia datang lagi.
Seperti biasanya, dia hanya diam sambil tersenyum. Dan seperti biasanya pula, dia duduk di sampingku.

Aku juga hanya bisa diam, menikmati kerinduaan yang lebih baik tak dihamburkan ke dalam kata-kata. Lantas, kuletakkan kepalaku di atas pahanya. Dan tangannya mulai mengusap-usap rambutku.

Mendadak sebaris ingatan melintas di otakku. Dan aku berkata, "Hari ini puasa terakhir. Nanti malam kami takbiran."

Ia tetap diam dan tersenyum. Tapi telah terbit masing-masing sebutir air di ujung matanya.

Aku hanya bisa mengikutinya, menangis. Menikmati kerinduaan yang menyesak di hati.

0 comments :

Post a Comment